JAKARTA, Sejumlah pengunjuk rasa yangberunjuk rasa di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Rabu (18/11),mengaku tidak tahu untuk apa mereka berunjuk rasa.

Siang inisekitar 500 orang dari empat organisasi massa berunjuk rasa. Dari orasidan spanduk yang dibawa, mereka mengecam rekomendasi Tim Delapan danmeminta polisi dan kejaksaan melanjutkan perkara pimpinan KomisiPemberantasan Korupsi (nonaktif), Bibit Samad Rianto dan Chandra Hamzah.

Ratusanorang itu mengklaim dirinya sebagai anggota organisasi massa GabunganRakyat Anti Korupsi (GARASI), Bangun Nusa, Forum Masyarakat PeduliKeadilan, dan Komite Pemuda Nusantara. Sejumlah demonstran yang ditanyaKompas.com mengaku berasal dari Tanah Tinggi, Johar Baru, Cengkareng, dan Manggarai.

Beberapa spanduk dan poster yang mereka bawa, antara lain, bertuliskan
"TimDelapan Bukan Malaikat", "Tim Delapan = Badut Hukum", "Presiden JanganTerpengaruh oleh Rekomendasi Tim Delapan", dan "Tim Delapan KumpulanBadut-badut Bermasalah, Jangan Diikuti".

Faisal (27), dariGARASI, mengaku tidak kenal siapa saja anggota Tim Delapan. Berkausoblong merah dengan celana jins dan bersandal jepit, Faisal berada ditengah kerumunan pengunjuk rasa. "Saya cuma diajak temen ikutan demo," kata Faisal yang mengaku sehari-hari bekerja sebagai wiraswasta.

Senada dengan Faisal, Ronald (30) pun mengaku, ia ikut unjuk rasa ini karena diajak teman. Kompas.com bertanyapada lelaki yang memiliki tato di bahu kanan kirinya, kenapa kasusBibit-Chandra harus dilanjutkan. Ia menjawab sambil tertawa kecil,"Karena Tim Delapan sok kuasa."

*KOMPAS.com



penemuan terbaru yang ada di dunia, mobil dengan bahan bakar angin yang sangat ramah lingkungan berbeda dengan bahan bakar lain, bahan bakar angin tidak menimbulkan polusi udara.

ada tekhnologi hybrid yang mengklaim mengklaim lebih irit bahan bakar dan lebih ramah lingkungan, tapi sebenarnya teknologi hybrid tak benar-benar ramah bagi bumi ini. mesin hybrid mengaktifkan mesin yg konfensional dengan menggunakan bahan bakar fosil yang didukung oleh baterai, tapi untuk mobil bertenaga angin yang dikembangkan sebuah perusahaan di New York, AS, ini benar-benar tak menghasilkan emisi. hebat banget kan ?

mobil yg di gerakan dengan memanfaatkan polusi udara yang di mampatkan, di kembangkan oleh mantan insinyur di Formula Satu yang kini bekerja di European MDI Corporation, mobil angin ini sudah siap memasuki tahap pembuatan prototipe.Setelah melakukan serangkaian kesepakatan yang diduga dilakukan bersama Tata Motors dan sejumlah produsen otomotif Jepang, MDI baru saja memberikan lisensi teknologi anyar itu kepada Zero Pollution Motors yang berbasis di New York. Perusahaan otomotif Amerika itu akan memproduksi mobil tenaga angin dengan kapasitas enam tempat duduk, mobil akan diluncurkan pada tahun 2010. Menurut Technoride, Zero Pollution akan mengembangkan mobil tenaga angin yang mampu digenjot hingga kecepatan puncak 150 km/jam dengan daya jangkau sekitar 800 mil.

Para perancangnya memberi nama mobil berkapasitas lima tempat duduk ini, OneCAT. Body mobil dibangun dari fiber glass. Karenanya mobil ini hanya memiliki barat kosong 350 kg. Biaya rancang bangunnya pun relatif rendah, tidak lebih dari 2.500 poundsterling.

Yang membedakan dengan mobil ramah lingkungan lainnya (hybrid) adalah mobil ini tidak digerakkan listrik atau batteray. Melainkan udara bertekanan. Udara bertekanan ini berasal dari mesin kompresor yang disimpan dalam sebuah tangki fiber carbon. Tangki didesain menyatu dengan chasis.
Untuk mengisi penuh tangki udara itu hanya dibutuhkan watu tidak kurang dari tiga menit. Lebih cepat dibandingkan dengan mengisi batteray mobil meski lewat quick charge sekali pun. Volume penuh udara tangki mampu menjalankan kendaraan hingga empat jam.

Untuk menempuh perjalanan jauh, mobil ini dilengkapi booster berupa fuel burner yang akan membakar atau meledakkan udara. Ledakan ini akan mendorong pistons air bertekanan yang menggerakkan pistons. Fuel burner mampu bekerja baik untuk semua jenis minyak bakar.
"Saat dikendarai di dalam kota, mobil cukup digerakkan udara bertekanan. Fuel burner baru dipergunakan jika ke luar kota atau membutuhkan kecepatan tinggi," ‘ kata Gyu Negre, sang penemu yang berkebangsaan Prancis itu.
Negre yakin mobilnya ini akan banyak peminat. Mengingat lebih ramah lingkungan. Kondisi yang kini gencar dipersyaratkan di benua Eropa. "Para pembeli mobil ini adalah mereka yang sangat peduli lingkungan,’ ungkapnya.
mudah untuk menghemat BBM. Tawaran ini menarik pada saat pemerintah mengimbau hemat BBM di tengah kelangkaan pasokan premium dan harga minyak mentah dunia yang tinggi.

Ada perangkat Fuel Xtreme yang secara elektronik membantu mengubah BBM menjadi lebih aktif. Gerakan molekul dipercepat sehingga menaikkan energi bakar. Pembakaran menjadi lebih sempurna, mesin tak panas, dan buntutnya adalah efisiensi alias hemat bahan bakar. Alat ini sudah diuji coba dan terasa pada tarikan mesin yang lebih ringan, akselerasi enteng. Logisnya, BBM pun hemat.

Perangkat lainnya, Super FuelMax, berupa magnet yang dipasang di saluran bahan bakar sebelum masuk ke ruang bakar mesin. Seorang rekan sudah menggunakan alat ini dan diakuinya ada perubahan dalam tarikan mesin. Menggunakan Magnet Neodymium, Super FuelMax sanggup memecahkan dan mengionisasi rantai molekul hidrokarbon pada BBM. Hasilnya, pembakaran BBM menjadi sempurna dan akhirnya hemat bahan bakar.
Juga bisa ditemui Magic Jet yang lebih pada pengaturan kualitas udara yang diperlukan untuk pembakaran BBM di mesin. Efisiensi muncul karena pembakaran sempurna. PT Astra Otoparts dalam waktu dekat juga akan meluncurkan Bardhal Octane Booster yang memperbaiki kadar oktan yang rendah dalam BBM di negeri ini. Mobil berteknologi mutakhir membutuhkan oktan yang lebih tinggi. Juga hendak diluncurkan Specta Fuel Catalyst yang juga bisa memperbaiki mutu BBM yang ada.

Pengemudi harus paham soal dan bobot kendaraan, termasuk muatannya. Misal, sebuah sport utility vehicle (SUV) seperti Opel Blazer dengan bobot 2 ton sekalipun bermesin 2.2 Liter (2.198 cc) tidak bisa diajak balap dengan sebuah Honda Jazz dengan mesin 1.5 Liter (1.497 cc) dan bobot tak sampai setengahnya Opel. Mesin 2.2 Liter untuk perjalanan jauh, melalap jalan terjal dan berlumpur, bukan untuk balap.

Berkaitan dengan bobot mobil dan hemat BBM, BMW Group dari Jerman kian berupaya menekan bobot mobil keluarannya dengan menggunakan bahan yang lebih ringan. â?Membuat mobil lebih ringan 100 kilogram berarti menghemat setengah liter BBM untuk jarak tempuh 100 kilometer,â? ujar Helena Abidin dari PT BMW Indonesia.

Belum lagi dari aspek aerodinamis. Mobil sedan jelas lebih melaju ketimbang SUV maupun multipurpose vehicle (MPV). Bentuknya yang lebih pipih membuat gesekan angin dari depan lebih kecil dibandingkan dengan SUV atau MPV, apalagi bus atau truk. Pemakaian BBM pun semakin rendah. Jadi, tak tepat jika SUV diajak balap dengan sedan.

Mobil yang sudah dimodifikasi berbeda dalam konsumsi BBM dibandingkan dengan mobil standar pabrik. Ban yang lebar semakin menambah tahanan angin dan kerja mesin. Ban yang standar tetapi tekanan angin kurang juga berdampak pada pemakaian BBM. Belum lagi tambahan berbagai aksesori di luar maupun di dalam mobil, yang selain menambah bobot kendaraan, juga menambah gesekan angin dari depan saat melaju.

Pengemudi juga harus mengenal daya kerja mesin. Misalnya, soal tenaga maksimum dan torsi maksimum. Torsi maksimum pada putaran mesin rendah (rpm) jelas membuat kendaraan ini tak perlu tenaga mesin besar saat meluncur perdana. BBM pun lebih hemat karena pedal gas tak perlu diinjak dalam. Tarikan panjang di awal atau kebiasaan menekan pedal gas berulang-ulang jelas pemborosan.

Tenaga maksimum mesin pada rpm sekian juga menunjukkan bahwa kendaraan tak bisa lagi pacu. Semisal tenaga maksimum pada 4.000 rpm, maka kendaraan tak bisa dipaksa lagi di atas rpm ini. Tidak akan ada tambahan tenaga kecuali BBM yang terbuang sia-sia.

Semua obrolan di atas ini dengan asumsi mesin mobil dalam kondisi prima. Busi, sistem pengapian lainnya, pelumas bagus, dan peralatan lainnya mantap. Jangan berbicara konsumsi BBM irit kalau kondisi mesin reyot. Asap tebal terlihat dari ujung knalpot, padahal mobil bermesin premium. Kalau ini bukan saja tidak hemat BBM, tetapi juga merusak lingkungan. Jadi, urusan hemat BBM itu sebenarnya persoalan kecil. Bagaimana setiap pengemudi tahu diri, termasuk mengenal kondisi utuh dari kendaraannya. Saatnya ikut prihatin dengan kondisi BBM di negeri ini



Sejak 1980-an tiap hari raya Natal ada keganjilan di masyarakat Indonesia. Hampir setiap pejabat publik, presiden, gubernur, menteri, dan lain-lain yang agamanya Islam terlihat mengucapkan selamat Natal kepada umat Kristiani.

Bahkan tidak sedikit di antara para pejabat publik tersebut menghadiri perayaan Natal. Amien Rais yang sering dikelompokkan sebagai seorang tokoh muslim militan yang anti-Natal, misalnya, ketika menjabat ketua MPR sering terlihat menghadiri acara-acara Natal dan berbicara akrab dengan para pendeta dan pastor. Sikap Amien Rais ini semakin jelas ketika mencalonkan diri jadi presiden RI pada 2004. Amien Rais sering hadir dalam acara-acara yang diadakan umat Kristiani, baik itu di acara Natal, Paskah, maupun lainnya. Amien juga sering terlihat berada dalam lingkaran para pemimpin Kristiani.

Tidak demikian halnya dengan Hidayat Nur Wahid ketika menjadi ketua MPR. Hidayat, belum pernah terlihat muncul dalam acara Natal. Hidayat tampaknya konsisten terhadap ”larangan” mengucapkan Natalâ€"apalagi menghadiriâ€"acara perayaan Natal. Hidayat rupanya termasuk tokoh yang patuh terhadap fatwa MUI yang melarang umat Islam merayakan Natal. Bagi MUI, umat Islam yang ikut merayakan Natal, bahkan mengucapkan selamat Hari Raya Natal pun hukumnya haram karena merusak akidah. Merayakan dan mengucapkan selamat Natal, bagi MUI, sama artinya dengan mendukung keimanan umat Kristiani bahwa Isa (Yesus) adalah Tuhan.

Padahal bagi umat Islam, Isa Al-Masih seorang rasul Allah yang kedudukannya sama dengan rasul lain. Kenapa Amien dan Hidayatâ€" untuk melihat dua ikon tokoh Islam yang berasal dari ”rumah” yang sama, Muhammadiyahâ€"mempunyai perbedaan sikap? Mungkin karena Amien adalah tokoh muslim yang meski dibesarkan oleh Muhammadiyah (yang awalnya berbau wahabisme), tapi mengenyam pendidikan sekuler di UGM Yogyakarta dan Chicago University, AS. Sedangkan Hidayat, yang juga orang Muhammadiyah, besar dengan pendidikan di IAIN Yogyakarta dan Universitas Islam Madinah, Arab Saudi.

Latar belakang inilah barangkali yang membedakan sikap Amien dan Hidayat dalam memandang Natal dan umat Kristen. Amien, meski dikenal seorang muslim militanâ€"sama dengan Hidayatâ€"tapi bisa menghayati makna pluralisme dalam kehidupan beragama dan bernegara. Jika pun Muhammadiyah disebut-sebut aliran yang mengadopsi wahabisme, tapi belakangan Muhammadiyah kelihatan makin condong ke ahlus-sunnah waljamaah.

Bahkan di kalangan muda Muhammadiyahâ€"seperti ditunjukkan dalam aktivitas Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah (JIMM), pola-pola wahabisme (yang puritan dan anti-Natal) mulai dijauhi. Sikap Muhammadiyah iniâ€" sebagaimana dikatakan AM Hendropriyono, mantan Kepala Badan Intelijen Nasional, dalam Terorisme: Fundamentalis Kristen, Yahudi, Islam (2009)â€"sangat positif bagi perkembangan kehidupan beragama di Indonesia.

Wahabisme dan Natal

Wahabisme adalah paham dan gerakan Islam yang didirikan Muhammad bin Abdul Wahab di abad ke-18. Abdul Wahab disebut-sebut sebagai founding fathers Kerajaan Arab Saudi. Paham ini mengembangkan puritanisme, militanisme, dan ekstremisme.

Menurut wahabisme, umat Islam saat ini telah menyimpang dari ajaran Islam yang murni, sehingga diperlukan gerakan untuk memurnikannya dengan jalan kembali kepada Alquran dan hadis. Pernyataan bahwa umat Islam harus kembali kepada Alquran dan hadis memang tidak ada yang salah, sebab keduanya merupakan sumber primer dalam Islam. Tapi slogan tersebut menjadi masalah karena dimodifikasi sedemikian rupa untuk membentuk sebuah nalar keagamaan yang bersifat puritan absolut. Wahabisme menganggap hanya doktrinnyalah yang benar, yang lain salah dan kafir.

Wahabisme menolak tasawuf, tawassul, rasionalisme, dan pandangan lain yang dianggap tidak berasal dari Islam. Dalam melakukan misinya, wahabisme menggunakan istilah bidah, bagi perbuatan-perbuatan dan sikap-sikap yang tidak ada padanannya dalam Alquran dan sunah Nabi Muhammad. Siapa pun yang melakukan, berbuat dan bersikap seperti itu, dia telah melakukan bidah, dan setiap bidah adalah sesat. Lebih jauh lagi, wahabisme tidak hanya menganggap bidah terhadap orang-orang non-Islam, tapi juga menganggap salah terhadap ulama-ulama lain yang pandangannya bertentangan dengannya.

Tidak hanya ajaran tasawuf yang dianggap bidah, ajaran-ajaran lain yang menyimpang dari doktrin wahabisme pun dianggap bidah (Misrawi, 2009). Jika di Arab Saudi ada ulama terkenal, Imam Fakhruddin al-Razi, yang dianggap sesat; di Indonesia pun Nurcholish Madjid dan Abdurrahman Wahid serta orang-orang yang mempunyai pandangan keislaman yang sama dengan keduanya dianggap sesat. Kaum wahabi terkenal sangat anti terhadap orang-orang non-Islam (kafir). Salah satu fatwanya, jangan berteman dengan orang-orang kafir dan mengikuti kebiasaan mereka.

Orang-orang Islam yang berteman dan mengikuti kebiasaan orang-orang kafir sudah termasuk kafir, bahkan lebih buruk dari orang kafir itu sendiri. Dari poin seperti inilah, kemudian muncul fatwa larangan merayakan Natal dan mengucapkan selamat Natal kepada umat Kristiani. Merayakan Natal dan saling mengucapkan selamat Natal, menurut pandangan Wahabisme, adalah kebiasaan orang-orang kafir yang sesat. Pandangan ini jelas sangat mengganggu toleransi antarumat beragama dan meruntuhkan sendi-sendi pluralisme yang membentuk kehidupan modern.

Wahabisme menihilkan ayat Alquran surat Ali Imran ayat 113â€"114 ini, ”Di antara orang-orang ahli kitab terdapat umat yang bangun di tengah malam membaca ayat-ayat Tuhan dan mereka bersujud kepada Tuhan. Mereka beriman kepada Allah dan hari akhir, mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, serta berlomba-lomba dalam kebaikan, dan mereka adalah orang-orang yang saleh. Nabi Muhammad pernah bersabda, ”Orang Islam yang paling baik adalah yang menebar salam perdamaian dan memberikan makanan, baik kepada orang yang dikenal maupun tidak.”

Alquran dan hadis tersebut jelas jauh dari paradigma wahabisme. Wahabisme melihat sesuatu dengan sikap hitam dan putih; kawan dan lawan. Pandangan inilah yang akhirnya memunculkan benih-benih terorisme. Hampir semua organisasi yang mengusung terorisme, ideologi dasarnyaâ€"meminjam tesis AM Hendropriyonoâ€"berasal dari wahabisme itu tadi. Ciri-ciri wahabisme, misalnya, bisa tercium dari ceramah dan buku-buku Imam Samudera dan Abu Bakar Ba’asyir. Setelah menyadari ”ancaman” terorisme yang muncul dari ideologi wahabisme ini, Pemerintah Arab Saudi, yang semula sangat mendukung perkembangan wahabisme, kini mulai ”berpikir lain”.

Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdul Aziz, misalnya, kini mulai bersikap terbuka dan mau berkunjung ke Vatikan. Anehnya pula, keamanan Arab Saudi pun kini sangat tergantung dari keberadaan tentara-tentara AS. Kekerasan dan ekstremisme wahabisme kini tampaknya mulai membahayakan ”tuannya” sendiri, sehingga perlu dijaga oleh tentara AS. Benar-benar sebuah dilema yang unik. Padahal semua itu adalah konsekuensi hukum alam belaka: siapa yang memelihara macan, jiwanya pun akan terancam terkaman macan itu sendiri.

Dari perspektif inilah, kitaâ€" kaum muslim Indonesiaâ€"hendaknya mulai mengkaji kembali fatwa larangan merayakan Natal dan mengucapkan selamat Natal. Fatwa tersebut jelas tidak relevan dan mengganggu terwujudnya kerukunan beragama di negara yang penduduknya sangat plural seperti Indonesia. Para ulama Indonesia yang mengharamkan memberikan ucapan selamat Natal hendaknya melihat bagaimana ulama-ulama besar Al-Azhar di Mesir dan Iran. Mereka, tidak hanya memberikan ucapan selamat Natal kepada warga Kristiani di negaranya, tapi juga biasa ikut merayakan Natal di gereja.

Sri Paus, misalnya, pernah mengakui bahwa orang pertama di dunia yang mengucapkan selamat Natal tiap tahun kepadanya adalah Ayatullah Ruhullah Khomeini. Ulama besar Mesir, Sayyid Muhammad Thanthawi, tak hanya membolehkan seorang muslim turut merayakan Hari Raya Natal, tapi juga menghadiri undangan Natal umat Kristen (Koptik) di gereja-gereja di sana. Itulah Islam yang penuh toleransi dan rahmat. Selamat Natal, semoga Tuhan memberkahi kita semua!(*)

M Bambang Pranowo
Guru Besar Sosiologi Agama UIN Jakarta

Opini Okezone 24 Desember 2009

Blog Archive

125x125= Rp. 35.000/month

www.smartbacklink.net/ www.smartbacklink.net/