Potensi perikanan laut di kabupaten Banggai masih terdapat ikan-ikan aneh yang bentuknya sangat berbeda dengan jenis ikan lainnya. Ikan-ikan aneh itu, selalu ditemukan nelayan saat memancing atau melalui jaring (pukat) nelayan. Ikan-ikan aneh itu, selain bentuk dan warnanya berbeda dengan jenis ikan lainnya, ikan-ikan aneh itu tidak diketahui jenisnya dan tidak memiliki sirif. Untuk itu, potensi perikanan dan kelautan kabupaten banggai menyimpang jenis ikan yang memerlukan penelitian.

Hal itu diungkapkan peneliti Madya dari Balai Riset Perikanan Laut, Departemen Perikanan dan Kelautan RI Suwarso Msi pada seminar sehari tentang potensi perikanan dan kelautan Kabupaten Banggai yang berlangsung di hotel Rosalina. Dikatakan, ikan aneh itu ditemukan oleh Karmin Rasahiah (42) pada 16 Nopember 2007 lalu. Ikan berukuran besar, berwarna abu-abu kecoklatan, berkulit tebal dan kasap dianggap aneh oleh masyarakat. Karena, ikan itu tidak pernah ditemukan di perairan kabupaten Banggai selama ini.

Hasil penelitian Balat Riset Perikanan Laut menyebutkan, bentuk tubuh oval, berwarna coklat dengan spot-spot putih di badannya. Mata kecil, mulut terminal, empat gigi berfungsi membentuk karakteristik pada masing-masing rahang yang tanpa suatu medium suture, ciri Ordo Tetraodontiformes.

Selain itu, Randi Gubianto warga desa Solan, Kecamatan Kintom, menemukan seekor ikan sejenis pada April 2007 lalu. Pemancingan dilakukan pada kedalaman laut sekitar 80 meter. Specimen tertangkap berukuran besar sekitar 4-5 meter, beratnya sekitar 1 ton lebih. Jenis ikan itu, diperkirakan sama dengan ikan aneh yang tertangkap di Luwuk.

Masih di desa Bunga dan Solan sering pula ditemukan ikan kecil pada kedalam sekitar 30 s/d 40 meter dibawa laut, berukuran kecil dengan berat sekitar 2 Kg. meski tidak ditemukan bukti visualnya, jenis ikan itu diperkirakan sama dengan ikan aneh yang ditemukan di Luwuk.

Suwarno juga mengungkapkan adanya ikan mola, sebuah specimen ikan yang memiliki ciri-ciri khusus bagian kepala dan badan nampak dominan, ekornya adalah ekor palsu. Belum informasi tentang ikan Mola ramsayi, seperti yang tertangkap di kabupaten Banggai. Yang pasti, ikan aneh dan ikan mola banyak terdapat di peraiaran lima desa yakni perairan laut Toili, Solan, Luwuk, Bunga dan Poroan.


Moegono SH tidak jemu bicara lagi tentang pemberantasan korupsi.” Itulah intro surat pembaca yang ditulis Soeroyo di harian SOLOPOS, Senin 17 Mei 2004. Beliau mengomentari surat pembaca Moegono, juga di kolom yang sama (25/4/2004).

Walau ditulis hampir enam tahun lalu, isinya tetap relevan sampai saat ini. Utamanya terkait wacana pemberantasan mafia hukum yang kini digencarkan Presiden SBY. Dalam tulisan itu Soeroyo secara tajam memberi garis bawah pernyataan Moegono tentang mengapa pemberantasan korupsi berjalan kelot-kelot, lamban. Karena “penggusur KKN sekarang justru belepotan dengan KKN dan ini ada di mana-mana.”


Sungguh suatu rahmat, saya bisa memiliki catatan curah pendapat dari kedua beliau yang tersaji dalam  kolom surat pembaca. Karena sebagai sesama kaum epistoholik, kaum pencandu penulisan surat-surat pembaca di media massa, saya pun bisa mengenal beliau berdua. Ketika saya mendirikan Komunitas Epistoholik Indonesia, Moegono malah pernah berkunjung ke rumah saya di Wonogiri. Obrolan kami  terkait upaya memanfaatkan kolom surat pembaca sebagai sarana menyebarkan budaya baca tulis, melek hukum, dan tentu saja wacana pemberantasan korupsi.
Kalau Soeroyo semata menulis surat pembaca sehingga sukses meraih Anugerah SOLOPOS Award 2005, Moegono yang juga menjadi pengajar di Fakultas Hukum UNS itu  banyak menulis artikel. Bahkan bersama pengacara Solo lainnya, M Taufik, telah membukukan artikel-artikel yang mereka tulis dalam  buku berjudul Moralitas Penegak Hukum dan Advokat Profesi Sampah. 

Perampok surat kabar
Sebagai kolumnis beliau memiliki kelompok, berdiri 28 Desember 1989 yang beliau istilahkan sebagai kelompok perampok surat kabar. Kelompok ini bahkan sudah pula dikenal Prof Daniel S Lev, Indonesianis dari Universitas Washington, Seattle, Amerika Serikat. Seperti tertuang di surat pembaca SOLOPOS (6/11/2003), ia tulis Di Solo ada satu organisasi tanpa bentuk namanya  KPS. Secara konvensional, KPS singkatan dari Kelompok Pengamat Sosial, tetapi secara inkonvensional KPS itu singkatan dari Kelompok Perampok Surat Kabar.
Anggota KPS ini terdiri 9 dosen UNS yang inisialnya di antaranya 3J, 3S dan 3M. Bahwa kesembilan orang tersebut adalah orang-orang yang masih mempunyai sisa-sisa idealisme, kaya konsep dan mempunyai forecasting outlook. Intelektualitas dan kredibilitasnya tidak diragukan. Misi KPS sangat mulia, yaitu mengisi kemerdekaan dan ikut serta meningkatkan kecerdasan bangsa.
Bentuk konkritnya adalah menyampaikan gagasan alternatif lewat surat kabar. Jadi, surat kabar oleh sembilan orang tersebut dijadikan arena dari drama of the intellectual frictions.  Sekaligus surat kabar dijadikan sumber devisa tersembunyi. Dengan menyampaikan gagasan alternatif/artikel lewat surat kabar, mereka jelas dapat duit. Inilah arti kedua dari KPS.
Alasan beliau gencar menulis, termasuk menulis surat pembaca, seperti dalam surat yang beliau kirimkan kepada saya adalah keinginan mendobrak budaya feodalis yang beku. Tulisnya, “Saya jengkel dengan budaya yang sedang berkembang; yaitu father can do no wrong, father knows everything, what the master"s voice dan the singer not the song.”
Kesannya kebenaran itu, tulis Moegono, merupakan  monopoli orangtua dan para penguasa saja. Lebih dari itu bapak menganggap tahu segala-galanya. Menurut falsafah kebenaran,  orang muda dan tidak berjabatan juga punya kebenaran. “Maka saya ingin mendobraknya, dengan mengatakan bahwa kebenaran bukan monopoli orang tua dan para penguasa. Bertolak dari hal tersebut saya ingin menyampaikan gagasan alternatif lewat media cetak”, demikian kata Pak Moegono.
Paspor universal
Selain menulis, topik pemberantasan korupsi, juga demokratisasi,  nampak juga menjadi obsesi  beliau. Dalam surat pembacanya (SOLOPOS, 16/2/1999)ia tulis bahwa budaya korupsi merajalela di negeri kita akibat faktor “balas dendam.”

Karena  sejak anak-anak mengenal dunia pendidikan sekaligus pula mereka kita kenalkan dengan “budaya celurit.”  Sewaktu masuk SD sudah “dicelurit”, masuk SMP “dicelurit”, masuk SMA “dicelurit”, masuk perguruan tinggi atau akademi “dicelurit” lagi. Ujian carik, bayan, lurah juga “dicelurit”. Mendapatkan pekerjaan “dicelurit” lagi. Pindah pekerjaan dari daerah kering ke daerah basah katanya juga “dicelurit” dan lain-lain.
Pertanyaan yang timbul kemudian adalah, bagaimana mereka yang pernah “dicelurit” itu, apakah mereka tidak melakukan  balas dendam? Waktu masih menuntut ilmu sudah kehilangan sekian juta, dan waktu mendapat pekerjaan masih ada pengeluaran lagi. Maka logislah jika kemudian semuanya dikalkulasi untuk cari ulih-ulihan.
Keprihatinan Moegono terhadap mengguritanya budaya suap, upeti dan pemerasan di atas ia ulang lagi pada tahun 2003. Dengan judul provokatif, Budaya Celurit Makin Menggila (SOLOPOS, 10/11/2003), kali ini menembak dunia wakil rakyat. 
Tulis beliau, bahwa untuk menjadi anggota legislatif kabarnya juga “dicelurit.” Untuk legislatif pusat Rp 200 juta, provinsi Rp 150 juta, dan kabupaten Rp 100 juta. Jika itu yang terjadi maka kita tinggal menunggu bagaimana kiprah para anggota legislatif yang pernah “dicelurit” itu. Mereka pasti berpikir, pertama peras otak untuk balik modal, selanjutnya cari untung. Terakhir, baru mikir rakyat. Solusi radikal dari beliau untuk memberantas gurita korupsi, yang kini juga dianut di China, adalah pidana mati untuk pelaku korupsi !
Pengacara kritis, kolumnis, pengajar dan seorang epistoholik itu, kini tidak bersama kita lagi. Moegono telah dipanggil Sang Khalik, Kamis, 31 Desember 2009, dalam usia 74 tahun. Beliau beritirahat damai di TPU Pracimoloyo, Makamhaji, Kartasura.
“Kejujuran itu paspor universal, sehingga harus dikibarkan sepanjang masa,” tutup beliau dalam surat yang mudah saya ingat. Sebagai  penanda warga Epistoholik Indonesia, pada tahun 2004 surat-surat pembaca beliau telah saya pajang dalam blog Moegono SH di http://moegono.blogspot.com. Sebagai bukti keteladanan beliau selalu ada di dalam hati kami. Dan buah pikiran beliau terus pula kami kibarkan yang dapat diakses dari seluruh penjuru dunia. Sugeng tindak, Pak Moegono, untuk bersemayam sejahtera di sisi Tuhan Yang Maha Adil. - Oleh : Bambang Haryanto, Pendiri Epistoholik Indonesia

Opini Solo Pos 14 Januari 2010



Sangat tidak masuk akal apa bila terjadi seperti apa yang terjadi saat ini, Air Liur Cewek Remaja sekarang berharga untuk pembuatan obat-obat bukan saja Air Liur Burung Wallet saja yang dijual untuk dibuat obat. Tapi sekarang Air Liur Cewek Remaja Berharga sekali.

Pembuatan Obat Kuat untuk melakukan hubungan itim atau seks, perlu air liur rejama yang masih perawan dan belum tersentuh. Air liur remaja ini berguna untuk memperkuat sendi-sendi yang penting terutama pada pingang dan lutut atau dengkol.

Berapa syarat pengambilan Air Liur Cewek Remaja, Pertama Remaja yang baru pertama kali datang pendarahan atau disebut juga datang bulan pada hari itu juga harus dikeluarkan Air liur dan Pendarahannya harus juga diambil sebanyak air liur yang diambil.

Pencampuran Air liur dengan darah perawan itu bisa menajadi kuat dan menjadi awet muda apa lagi pria yang bernafsu. Sehingga bisa menjalin hubungan bisa satu hari satu malam.



Melakukan hubungan intim variatif dan tahan lama merupakan impian semua orang. Wanita kadang merasa kecewa dengan pasangan karena terlalu cepat melakukan hubungan intim.

Untuk mendapatkan resep agar tahan lama saat bercinta memang mudah. Tergantung kondisi kesehatan dan emosi anda saat akan memulai ‘pertempuran’. Berikut beberapa resep untuk membuat hubungan intim anda bisa tahan lama.

1. Menentukan Posisi : Posisi menetukan lama tidaknya hubungan intim anda dengan pasangan. Pilih posisi yang nyaman untuk anda dan pasangan saat melakukan hubungan intim. Saat melakukan penetrasi lakukan sedalam mungkin, dan jangan membuat pasangan anda merasa nyeri. Agar tidak bosan, lakukan perubahan posisi demi terus menjaga gairah.

2. Latihan Kegel : Untuk mengencangkan otot-otot seputar kemaluan, latihan ini harus dipelajari. Caranya adalah melakukan gerakan seperti menahan dan melepaskan saat Anda pipis. Saat Anda sedang di kamar kecil, lakukan gerakan ini. Otot yang Anda latih ini dinamakan PC flex.

3. Atur Nafas : Ketika anda dan pasangan tengah ‘bertempur’, laju jantung dan pernafasan menjadi lebih cepat. Kontrolah nafas anda sebaik mungkin agar tidak cepat lelah. Untuk mengatur nafas sebaiknya anda melakukan meditasi, sesekali yoga untuk mencapai tujuan ini.

4. Konsumsi Obat Kuat Herbal : Ginkgo Biloba dan Ginseng dipercaya dapat membantu dalam urusan ranjang. Ginkgo Biloba merupakan herbal yang berguna untuk memperbaiki aliran darah di tubuh dan mengalirkannya ke alat genital dan membuat pembuluh darah sehat. Sedang Gingseng merupakan herbal yang berguna untuk membantu aliran darah ke seluruh tubuh, menjaga sperma tetap sehat dengan melawan stres, menambah tingkat energi dan menaikkan mood.



Entering year 2010 is marked by the entry into a free trade area agreement between ASEAN and China, also known as the ASEAN-China FTA. Little attention was given to the possible impact of this FTA agreement to fulfill human rights in Indonesia. Some rights include the right to health and a healthy environment, work and earn a decent livelihood, the access to natural resources, and other social, economic, and cultural rights.
The ASEAN-China FTA was first made in 2001 at the ASEAN-China Summit, which formulated a Framework on Economic Cooperation and established an ASEAN-China Free Trade Area. Under this framework, establishing a free trade area within 10 years time was agreed.


The ASEAN-China FTA is not the first trade liberalization agreement entered by Indonesia. Indonesia"s participation in regional and international trade agreements began with the ASEAN Free Trade Area (AFTA) in 1992, and followed its accession as a WTO member, as well as other agreements such as the ASEAN-Japanese FTA, the Korea-ASEAN FTA and a bilateral agreement with Japan, the Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJ-EPA). These agreements could possibly be added by the EU-ASEAN FTA. The same possibility may also happen with the ASEAN-Australia-New Zealand FTA, both agreements are now still in the negotiation process.
Critics said a number of trade agreements may potentially hinder the fulfillment of human rights.
IJ-EPA for example, was criticized for this agreement and is considered to facilitate the entry of hazardous toxic waste to Indonesia (The Jakarta Post, June 27, 2008).
Similarly, the ASEAN-Australia-New Zealand FTA is considered to be expanding the opportunity of the ownership of land by foreigners. This is due to a national treatment provision, in which foreign companies should be treated the same as those obtained by domestic companies in terms of land ownership (bilaterals.org, Feb. 4, 2009).
There have been many objections raised by industry associations and business on the implementation of this FTA, mainly because they are not ready yet to compete. Some analysts believe China"s international trade will only benefit more this FTA, this refers to Indonesia"s trade balance into deficit in China that has continued the past few years.
But this is more due to economic reasons. There area also fears the FTA will affect the fulfillment of human rights in Indonesia.
First, among the commodities that have to be liberalized are agriculture and fishery products. The majority of Indonesia"s population depended on these two sectors. Possible entry of agricultural and fishery products from China at a substantially lower price is a direct threat to the fulfillment of Indonesian farmers and fishermen rights to work and earn a decent livelihood. In fact, the effect of these cheaper agricultural and fisheries products from China has hit our farmers and fishermen even before this FTA enters into force (Antara, Dec. 30, 2009).
The same situation can occur in the manufacturing sector. The entry of cheap goods from China may make our key manufacturing industries unable to compete. Businesses may close or at least reduce production capacity. This situation will not only result in higher rates of employment termination, estimated to reached the figure of 7.5 million workers, but harder competition for jobs will lower the bargaining position of labor and workers. This situation will in turn make it too difficult for workers to obtain their basic rights, such as proper wages and compensation after termination.
Second, of course we remember when the Health Ministry  issued a ban on the circulation of food products, beverages and cosmetics imported from China. This was because they proved to contain chemicals harmful to humans.
Likewise, it was also found that some elements in toy products from China were made from harmful chemicals. The lower cost of producing goods in China seems to have a direct relationship the poor health safety of these products. These experiences should become an important lesson for the government.
The government should then strengthen the health standards of a product. However, this measure alone is not enough, governments will also need to reinforce its control mechanisms, imposing effective fines for non-compliance and provide direct and appropriate compensation for victims.
Without these four measures in hand, it is suffice to say that the government may have ignored the rights of its citizens on healthy living and healthy environment.
Third, unlike the upcoming EU-ASEAN FTA, which in its “negotiating directive” clearly stating that the establishment of a free trade area between the EU and ASEAN will fully respect the implementation of “... international environmental and social agreements and standards”. Unfortunately, the same provision does not exist for the ASEAN-China FTA. The lack of guarantee in respecting environmental and social rights in this FTA may put the environment and society in a vulnerable position.
We certainly do not want the ASEAN-China FTA to open the way for the destruction of the environment and violations of social and cultural rights of the people by foreign investors.
The Indonesian government seems unlikely to back out of this agreement. Although it will feel a bit cramped, the human rights dress should be worn.


Iman Prihandono, The writer is a lecturer and researcher at the Department of International Law, Faculty of Law, Airlangga University, Surabaya. He is currently undertaking PhD research in international law at the Macquarie Law School, Sydney, Australia.

Opinion of The Jakarta Post, January 14,2010

Oleh Ki Supriyoko
Belum lama ini penulis "ngobrol" berdua bersama Menteri Pendidikan Muhammad Nuh sambil mengamati beberapa foto karya pelajar, mahasiswa, wartawan, dan masyarakat umum yang bertemakan pendidikan di Plaza Insan Berprestasi Departemen Pendidikan. Foto-foto yang kami amati adalah pemenang lomba foto yang diselenggarakan oleh Depdiknas.
Ketika sampai pada satu foto anak tunanetra yang sedang bersekolah, Pak Nuh terasa sangat "menikmati". Beliau meminta saya memandang foto itu dengan mata hati, maka akan terpancarlah aura dari anak tunanetra yang ada dalam foto tersebut.

 

Satu jam kemudian, ketika Mendiknas membuka secara resmi Pameran Lomba Foto Pendidikan, Pak Nuh kembali mengomentari aura yang terpancar dari anak tunanetra yang terpancar dalam foto tersebut dan meminta para hadirin untuk memandangnya dengan mata hati. Dari sana akan terpancar kekuatan sang anak tunanetra dengan segala kekurangannya untuk meraih pendidikan yang lebih baik.
Foto-foto pemenang lomba yang dipamerkan di aula Depdiknas hampir semuanya bernuangsa natural; ada foto anak berseragam sekolah di tengah hutan, foto anak sekolah berjalan di pematang sawah, foto anak sekolah di atas sampan, anak-anak belajar di ruang yang belum selesai dibangun, dan sebagainya. Hampir tidak ada foto pendidikan yang bernuansa modern; misalnya siswa belajar di ruang ber-AC, gedung sekolah dan kampus menjulang tinggi, ruang-ruang belajar yang dilengkapi hotspot, dan sebagainya.
Di belakang layar saya bertanya kepada panitia mengapa foto-foto yang memenangkan lomba dipilih foto yang bernuansa natural dan bukan foto yang bernuansa modern. Jawaban panitia, yang natural itulah yang menggambarkan realitas pendidikan di Indonesia.
Apa yang dinyatakan panitia lomba foto tersebut banyak benarnya. Bahwa sekarang ini banyak ruang belajar yang dilengkapi fasilitas laptop dan LCD projector untuk melipatgandakan produktivitas pembelajaran rasanya benar. Bahwa sekarang banyak ruang kuliah yang dipasangi hotspot sehingga memungkinkan mahasiswa dapat mengakses internet untuk memilih bahan ajar yang aktual juga benar. Namun, jangan dilupakan, gedung sekolah yang bobrok, ruang belajar yang tidak standar, perpustakaan yang kurang buku, orang tua yang buta huruf, dan sebagainya, jauh lebih banyak ketimbang gedung mewah dan ruang belajar yang serbalengkap.
Tidak usah ke Kalimantan, Sulawesi, atau Papua, tetapi di Jawa pun masih banyak yang seperti itu, misalnya di Gunung Kidul Yogyakarta, Pandeglang Banten, Garut Jawa Barat, Blora Jawa Tengah, Lamongan Jawa Timur, bahkan Kepulauan Seribu Jakarta. Anak-anak desa dengan segala kekurangannya itu masih harus berjalan kaki berkilo-kilo meter untuk mencapai sekolah.
Jangan lupa pula, sampai kini terdapat jutaan anak sekolah yang belum dapat berkonsentrasi belajar karena keterbatasan ekonomi sehingga harus membantu kerja orang tua di pasar, sawah, ladang, tambak, dan sebagainya.
Sekolah marginal
Itulah sebabnya kita perlu mengapresiasi M. Nuh sebagai menteri pendidikan yang sangat memperhatikan sekolah marginal, sekolah yang fisik bangunannya sederhana, fasilitas belajar pas-pasan, jumlah dan pendidikan gurunya terbatas, dan berbagai kekurangan lainnya.
Sepak terjang Pak Nuh dapat memberi harapan bagi kemajuan pendidikan nasional kita. Beliau sangat jarang, bahkan salah satu stafnya bilang, belum pernah (berkenan) berkunjung ke sekolah-sekolah berkelas internasional dengan berbagai kemewahannya karena lembaga seperti itu tidak menggambarkan realitas pendidikan kita. Beliau lebih senang berkunjung ke sekolah biasa dan sekolah yang serbakekurangan. Pak Nuh bahkan pernah mengunjungi sekolah yang belum pernah dikunjungi pejabat di bawahnya ataupun pejabat dinas pendidikan setempat.
Kalau saja apa yang telah dan sedang diteladankan menteri pendidikan tersebut dapat diikuti para direktur jenderal, direktur, dan pemimpin di lingkungan departemen pendidikan, juga diikuti oleh pejabat dinas pendidikan provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia, maka harapan atas kemajuan pendidikan nasional akan semakin terbuka.
Bukan seperti sekarang, kunjungan lapangan yang dilakukan pemimpin departemen pendidikan dan pejabat dinas pendidikan lebih bersifat "kunjungan instruksional". Kunjungan itu dirasakan civitas sekolah sebagai hal yang menakutkan daripada membahagiakan. Apalagi, bukan menjadi rahasia, banyak pejabat yang berkunjung tersebut meminta atau setidaknya mengharap diberi "amplop" atau upeti lainnya.
Sekolah-sekolah yang serbakekurangan tersebut ternyata mempunyai kekuatan untuk merealisasi tujuan pendidikan nasional sebagaimana aura yang dipancarkan oleh anak tunanetra dengan segala kekurangannya yang mempunyai kekuatan untuk meraih pendidikan yang lebih baik!!!***
Penulis, Direktur Program Pascasarjana Universitas Tamansiswa Yogyakarta, pembina Sekolah Unggulan Insan Cendekia Yogyakarta, serta pengasuh Pesantren Ar-Raudhah Yogyakarta.
OPini PIkiran Rakyat 19 Januari 2010



KEGUNCANGAN politik pemenjaraan di Indonesia kini sedang terjadi. Artalyta Suryani alias Ayin, ternyata bisa menikmati fasilitas mewah di Rumah Tahanan (Rutan) Pondok Bambu Jakarta Timur. Penghakiman publik pun mulai mengarah agar terjadi perbaikan dalam sistem pemenjaraan yang selama ini dianggap tertutup menjadi terbuka.

Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar akhirnya turun tangan lewat inspeksi mendadak (sidak) di beberapa rutan dan lembaga pemasyarakatan (LP). Langkahnya itu kemudian diikuti oleh personel Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Mafia Hukum. 


Satgas Antimafia Hukum, sebutan lain untuk satuan tugas itu,  sudah memperoleh banyak informasi bahwa ada ”istana” di dalam penjara yang diduga mengarah pada permainan uang antara narapidana dan oknum petugas rutan dan LP. Maka, secara sekilas pembuktian akumulasi informasi itupun terjadi bahwa di balik ketertutupan tersimpan rahasia besar adanya fasilitas khusus bagi narapidana yang diistimewakan sebagaimana di Rutan Pondok Bambu.

Ada beberapa aspek realitas ketidakadilan di seputar ramainya pemberitaan media tentang dugaan kastanisasi narapidana oleh petugas rutan dan LP. Pertama, kasus ramainya pemberitaan Rutan Pondok Bambu yang telah dominan merebut perhatian publik, pada saat yang sama justru menunjukkan adanya sistem penganggaran dan kebijakan turun-temurun yang tidak memedulikan realitas buruknya keadaan fisik dan keadaan sosial penjara.
Tanpa disadari, keterbukaan akses dunia luar masuk ke dalam penjara pada akhirnya akan membenarkan bahwa keadaan over capacity dan minimnya anggaran untuk biaya hidup narapidana harus diperbaiki.

Kedua, kasus ramainya pemberitaan yang cenderung mengarahkan pada satu kesimpulan bahwa fasilitas tertentu dapat dinikmati oleh sekelumit narapidana atau tahanan, akan mengarahkan pada perlunya rumusan standar bangunan yang layak secara kemanusiaan terhadap penghuninya. Realitas itu selalu sangat multidimensional karena lingkungan fisik yang buruk jelas akan memengaruhi tingkat kesehatan mental seseorang.

Artinya, jika fasilitas buruk yang selama ini bertahan di penjara dan dikontraskan adanya ruangan ”hotel”, tentu pihak LP atau rutan berupaya menghadirkan sisi-sisi lain untuk membantu narapidana atau tahanan keluar dari keadaan ketertekanan dan kehidupan yang lebih sehat. Dari sinilah delik prahara kepentingan bermain.

Kita saat ini melihat betapa banyak perbedaan antara idealita dan realita yang berlangsung dalam bangunan sistem pemenjaraan. Kasus tertembaknya sipir penjara yang disusul dengan kaburnya narapidana dari LP Sukamiskin, Bandung, Minggu, Desember 2009, mengagetkan banyak kalangan. Kenyataan ini pada akhirnya menjadi contoh bahwa hampir di semua LP dan rutan di Indonesia, tekanan lingkungan baik fisik maupun sosial menjadi hal yang sangat memengaruhi napi dan tahanan untuk kabur. Pada sisi lain sistem pengamanan tidak berjalan maksimal karena terkendala anggaran dan prosedur.

Hal ini sebagaimana studi Jencks dan Mayer, The Social Consequences of Growing Up in A Poor Neighborhood (1990) yang menjelaskan bahwa terdapat korelasi yang erat antara kriminalitas dan lingkungan fisik yang buruk karena menyangkut penurunan tingkat kesehatan mental bahwa tidak ada kebermaknaan hidup yang dirasakan. Ketidakbermaknaan tersebut misalnya diungkapkan oleh Menkumham bahwa  napi dan tahanan bagaikan ikan sepat yang dipaksa menghuni ruangan sempit, jangankan tidur, untuk berbaring juga susah.

Dalam kebeningan pikiran dan nurani, setiap manusia terlahirkan dalam keadaan yang suci. Keterbatasan berinteraksi dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik yang kiranya memiliki peran menjadikan adanya perubahan potensi menjadi buruk. Hal demikian menjadi salah satu ciri terpenting peradaban agama-agama dalam memberikan perhatiannya terhadap penghargaan hak-hak asasi manusia, melalui peningkatan kualitas diri manusia berupa tradisi keagamaan.

Berdasarkan filsafat Pancasila dan karakteristik masyarakat Indonesia yang berketuhanan, sangat dimungkinkan mobilisasi ritual keberagamaan di dalam LP dan rutan adalah representasi pembumian aspek kemanusian yang adil dan beradab sebagaimana dalam UU Nomor 12 Tahun 1995 tentang Lembaga Pemasyarakatan. Suatu perubahan orientasi politik pemenjaraan dari sistem hukuman berubah menjadi sistem pemasyarakatan bernuansa pembinaan.

Karena itu, kini berkembang sistem pembinaan narapidana dengan orientasi yang berbasis di masyarakat (community-based corrections). hal itu sekaligus menjadi pilihan yang efektif dalam sistem pemasyarakatan dan tentunya dapat didukung dengan terjalinnya skema kerja sama sekaligus lahirnya legal formal mengenai sistem pemsyarakatan Indonesia (sipasindo) yang membutuhkan hubungan mutualisme antara narapidana, petugas, dan masyarakat. Hal ini guna mengimbangi muatan moralis dan agamais serta keterampilan hidup bagi narapidana karena cetak biru  kelahiran sistem pemasyarakatan, 27 April1964, adalah mencerdasakan kehidupan bangsa serta menyebarkan perdamaian sosial dan lingkungan dalam ide pengayoman.

Sintesis antara kebermaknaan hidup bagi narapidana dengan politik pemenjaraan demikian memiliki persamaan langkah atas lebih dulunya para narapidana dan tahanan bisa kuliah sebagaimana LP Kelas 1 Cipinang Jakarta yang telah membuka Fakultas Hukum, bekerja sama dengan Universitas Bung Karno.

Bahkan setidaknya hampir semua LP telah memiliki sekolah pembinaan. Sekolah ini terselenggara hasil kerjasama antara Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Depkumham dan  Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah Depdiknas, yang disebut dengan program kegiatan belajar mengajar (PKBM) bagi narapidana. Namun proses yang tanpa pengawasan masyarakat karena pola ketertutupan politik pemenjaraan menjadikan program tersebut jalan di tempat.

Pidana penjara dimaksudkan agar pelaku tindak kriminalitas pidana menyadari kesalahan dan memperbaiki diri agar kembali menjadi manusia yang baik. Di sinilah terjadi kesesuaian antara model pembinaan politik pemenjaraan nasional dan konsep tobat. Karena tobat merupakan satu-satunya cara bagi manusia untuk membersihkan diri dari berbagai bentuk kesalahan dan dosa secara teologi. Tobat  dalam pandangan Islam misalnya, berarti rujuí atau kembali pada perbuatan-perbuatan yang baik atau lebih baik. Dalam sistem pemasyarakatan berarti mampu berinteraksi kembali dengan masyarakat setelah melaksanakan tuntutan keadilan.

Jika dilihat dari dari sudut ini, sangat ironis kenyataan interaksi sosial yang terbangun di masyarakat cenderung memberikan stigma negatif terhadap bekas narapidana atau tahanan. Ketiadaan dukungan sosial pada akhirnya menciptakan stress-full yang membuat terasingnya bekas narapidana untuk mengubah diri, yang justru akan berimplikasi negatif dalam melakukan tindakan kriminal agresif.

Tindakan agresif ini dapat dipengaruhi dua faktor dominan, yaitu karena naluri alamiah mencari kebermaknaan diri atas orang lain yang tidak ditemukan dan faktor situasional yang mendukung adanya penguatan (reinforcement) atas tindakan agresif tersebut. Sehingga sering ditemukan narapidana yang langganan keluar masuk penjara.

Mengacu pada landasan tersebut, memasukkan internalisasi kebermaknaan narapidana di tengah lingkungan sosialnya menjadi tugas berat instansi Kementerian Hukum dan HAM melalui Direktorat Pemasyarakatan. Perlu dipikirkan bagaimana menghilangkan suasana ketertekanan dengan diimbangi adanya proses pembinaan yang terintegralistik antara keterampilan dan nuansa keagamaan.

Paling tidak, realita îkeistimewaanî yang terjadi di Rutan Pondok Bambu adalah bagian dari upaya menghilangkan ketertekanan hidup narapidana secara sosial kendati belum didukung formula yang tepat sehingga dianggap sebagai penyimpangan. (10)

â€" Muh Khamdan, fungsional Widyaiswara BPSDM Kementerian Hukum dan HAM
Opini Suara Merdeka 14 Januari 2010

Selama satu minggu Ibu Mertuaku berada di Jakarta, hampir setiap hari setiap ada kesempatan aku dan Ibu Mertuaku selalu mengulangi persetubuhan kami. Apalagi setelah Indri istriku ditugaskan ke Medan selama tiga hari untuk mengerjakan proyek yang sedang di kerjakan kantor istriku, Aku dan Ibu mertuaku tidak menyia-nyiakan kesempatan yang kami peroleh, kami berdua semakin lupa diri. Aku dan Ibu mertuaku tidur seranjang, layaknya suami istri, ketika hasrat birahi kami datang aku dan Ibu Mertuaku langsung menuntaskan hasrat kami berdua. Kusirami terus menerus rahim Ibu Mertuaku dengan spermaku, akibatnya fatal

Setelah istriku kembali dari Medan Bapak mertuaku minta agar Ibu mertuaku segera pulang ke Gl, dengan berat hati akhirnya Ibu mertuakupun kembali ke desa Gl. Setelah Ibu mertuaku kembali kedesa GL hari hariku jadi sepi Aku begitu ketagihan dengan permainan sex Ibu Mertuaku aku rindu jeritan jeritan joroknya, saat orgasme sedang melandanya.

Pertengahan juni lalu Ibu mertuaku menelponku ke kantor, aku begitu gembira sekali Kami berdua sudah sama sama saling merindukan, untuk mengulangi persetubuhan kami, tapi yang paling membuatku kaget adalah saat Ibu mertuaku memberikan kabar, kalau beliau terlambat datang bulan dan setelah diperiksa ke dokter, Ibu mertuaku positip hamil. Aku kaget sekali, aku pikir, Ibu Mertuaku sudah tidak bisa hamil lagi.

Aku minta kepada Ibu mertuaku, agar benih yang ada dalam kandungannya dijadikan saja, namun Ibu mertuaku menolaknya, Ibu mertuaku bilang itu sama saja dengan bunuh diri, karena suaminya sudah lama tidak pernah lagi menggaulinya, tetapi masih bisa hamil. Baru aku tersadar, yah kalau Bapak mertuaku tahu istrinya hamil, pasti Bapak mertuaku marah besar apalagi jika Bapak mertuaku tahu kalau yang menghamili istrinya adalah menantunya sendiri.

Juga atas saran Dokter, menurut dokter di usianya yang sekarang ini, sangat riskan sekali bagi Ibu mertuaku untuk hamil atau memiliki anak lagi, jadi Ibu mertuaku memutuskan untuk mengambil tindakan.

"Bu, apa perlu aku datang ke desa Gl?"
Ibu mertuaku melarang, "Tidak usah sayang nanti malah bikin Bapak curiga, lagi pula ini hanya operasi kecil".

Setelah aku yakin bahwa Ibu mertuaku tidak perlu ditemani, otak jorokku langsung terbayang tubuh telanjang Ibu mertuaku.
"Bu aku kangen sekali sama Ibu, aku kepengen banget nih Bu"
"Iya Mas, Ibu juga kangen sama Mas Pento. Tunggu ya sayang, setelah masalah ini selesai, akhir bulan Ibu datang. Mas Pento boleh entotin Ibu sepuasnya".

Sebelum kuakhiri percakapan, aku bilang sama Ibu mertuaku agar jangan sampai hamil lagi, Ibu mertuaku hanya tersenyum dan berkata kalau dia kecolongan. Gila.. , hubungan gelap antara aku dengan Ibu mertuaku menghasilkan benih yang mendekam di rahim Ibu mertuaku, aku sangat bingung sekali.

Saat aku sedang asyik asyiknya melamun memikirkan apa yang terjadi antara aku dan Ibu mertuaku, aku dikagetkan oleh suara dering telepon dimejaku.
"Hallo, selamat pagi".
"Pento kamu tolong ke ruang Ibu sebentar".

Ternyata Bos besar yang memanggil, akupun beranjak dari tempat dudukku dan bergegas menuju rangan Ibu Mila. Ibu Mila, wanita setengah baya, yang sudah menjanda karena ditinggal mati suaminya akibat kecelakaan, saat latihan terjun payung di Sawangan. Aku taksir, usia Ibu Mila kurang lebih 45 tahun, Ibu Mila seorang wanita yang begitu penuh wibawa, walaupun sudah berusia 45 tahun namun Ibu Mila tetap terlihat cantik, hanya sayang Tubuh Ibu Mila agak gemuk.

"Selamat pagi Bu, ada apa Ibu memanggil saya".
"Oh nggak.. , Ibu cuma mau Tanya mengenai pekerjaan kemarin, yang diberikan sama Bp. Anwar sudah selesai kamu kerjakan atau belum?".

"Oh.. ya Bu.. sudah, sekarang saya sedang memeriksanya kembali sebelum saya serahkan, biar tidak ada kesalahan". Jawabku.

"Oh.. ya.. sudah kalau begitu, Kamu kelihatan pucat kenapa? Kamu sakit?". Tanya Ibu Mila.

"Oh nggak Bu Saya tidak apa-apa".

"Kalau kamu kurang sehat, ijin saja istirahat dirumah, jangan dipaksakan nanti malah tambah parah penyakit mu".

"Ah.. nggak apa-apa Bu saya sehat kok". Jawabku.
Saat aku hendak meninggalkan ruangan Ibu Mila, aku sangat terkejut sekali, saat Ibu Mila berkata, "Makanya kalau selingkuh hati hati dong Pen Jangan terlalu berani. Sekarang akibatnya ya beginilah Ibu mertuamu hamil".

Aku sangat terkejut sekali, bagai disambar petir rasanya mukaku panas sekali, aku sungguh-sungguh mendapatkan malu yang luar biasa.

"Dari mana Ibu tahu?" tanyaku dengan suara yang terbata bata.
"Maaf Pen Bukannya Ibu ingin tahu urusan orang lain, Tadi waktu Ibu menelfon kamu kamu kok online terus Ibu jadi penasaran, Ibu masuk saja ke line kamu. Sebenarnya, setelah Ibu tahu kamu sedang bicara apa, saat itu Ibu hendak menutup telepon rasanya kok lancang dengerin pembicaraan orang lain, tapi Ibu jadi tertarik begitu Ibu tahu bahwa kamu selingkuh dengan Ibu mertuamu sendiri".

Aku marah sekali, tapi apa daya Ibu Mila adalah atasanku, selain itu Ibu Mila adalah saudara sepupu dari pemilik perusahaan tempat aku bekerja, bisa bisa malah aku dipecat. Aku hanya diam dan menundukan kepalaku, aku pasrah.

"Ya sudah, tenang saja rahasia kamu aman ditangan Ibu"
"Terima kasih Bu", jawabku lirih sambil menundukkan mukaku
"Nanti sore setelah jam kerja kamu temenin Ibu ke rumah, ada yang hendak Ibu bicarakan dengan kamu, OK".

"Tentang apa Bu?" tanyaku.

"Ibu mau mendengar semua cerita tentang hubunganmu dengan Ibu mertuamu dan jangan menolak" pintanya tegas.

Akupun keluar dari ruangan Ibu Mila dengan perasaan tidak karuan, aku marah atas perbuatan Ibu Mila yang dengan lancang mendengarkan pembicaraanku dengan Ibu mertuaku dan rasa malu karena hubungan gelapku dengan Ibu mertuaku diketahui oleh orang lain.

"Kenapa Pen? Kok mukamu kusut gitu habis dimarahin sama si gendut ya", Tanya Wilman sohibku.
"Ah, nggak ada apa apa Wil Aku lagi capek aja".
"Oh aku pikir si gendut itu marahin kamu".
"Kamu itu Wil, gendat gendut, ntar kalau Ibu Mila denger mati kamu".

Hari itu aku sudah tidak konsentrasi dalam pekerjaanku Aku hanya melamun dan memikirkan Ibu mertuaku, kasihan sekali beliau harus dikuret sendirian, terbayang dengan jelas sekali wajah Ibu mertuaku kekasihku, rasanya aku ingin terbang ke desa GL dan menemani Ibu mertuaku, tapi apa daya Ibu mertuaku melarangku. Apalagi nanti sore aku harus pergi dengan Ibu Mila, dan aku harus menceritakan kepadanya semua yang aku alami dengan Ibu mertuaku, uh.. rasanya mau meledak dada ini

Aku berharap agar jam tidak usah bergerak, namun detik demi detik terus berlalu dengan cepat, tanpa terasa sudah jam setengah lima. Ya aku hanya bisa pasrah, mau tidak mau aku harus mencerikan semua yang terjadi antara aku dengan Ibu mertuaku agar rahasiaku tetap aman.

"Kring.. ", kuangkat telepon di meja kerjaku.
"Gimana? Sudah siap", Tanya Ibu Mila. "Ya Bu saya siap", "Ya sudah kamu jalan duluan tunggu Ibu di ATM BNI pemuda".

Ternyata Ibu Mila tidak ingin kepergiannya denganku diketahui karyawan lain. Dengan menumpang mobil kawanku Wilman, aku diantar sampai atm bni, dengan alasan aku mau mengambil uang, dan akan pergi ketempat familiku, akhirnya wilman pun tidak jadi menunggu dan mengantarkanku pulang seperti biasanya.

Kurang lebih lima belas menit aku menunggu Ibu Mila, tapi yang ditunggu-tunggu belum datang juga, saat kesabaranku hampir habis kulihat mobil Mercedes hitam milik Ibu Mila masuk ke halaman dan parkir. Ibu Mila pun turun dari mobil dan berjalan kearah ATM.

"Hi.. Pento ngapain kamu disini?", sapa Ibu Mila.
Aku jadi bingung, namun Ibu Mila mengedipkan matanya, akupun mengerti maksud Ibu Mila, agar kami bersandiwara karena ada beberapa orang yang sedang antri mengambil uang.

"Oh nggak Bu, saya lagi nunggu temen tapi kok belum datang juga", sahutku.
Ibu Milapun bergabung antri di depan ATM.
"Gimana, temenmu belum datang juga?" Saat Ibu Mila keluar dari ruang ATM.
"Belum Bu".

"Ya sudah pulang bareng Ibu aja toh kita kan searah".
Aku pun berjalan kearah mobil Ibu Mila, aku duduk di depan disamping supir pribadi Ibu Mila sementara Ibu Mila sendiri duduk dibangku belakang.
"Ayo, Pak Bari kita pulang" "Iya Nya.. ", sahut Pak bari "Untung aku ketemu kamu disini Pento Padahal tadi aku sudah cari kamu dikantor kata teman temanmu kamu udah pulang".

Uh.. batinku Ibu Mila mulai bersandiwara lagi.
"Memangnya ada apa Ibu mencari saya?".
"Mengenai proposal yang kamu bikin tadi siang baru sempat Ibu periksa sore tadi, ternyata ada beberapa kekurangan yang harus ditambahkan. Yah dari pada nunggu besok mendingan kamu selesaikan sebentar di rumah Ibu OK".

Aku hanya diam saja, pikiranku benar-benar kacau saat itu, sampai sampai aku tidak tahu kalau aku sudah sampai dirumah Ibu Mila.
"Ayo masuk", ajak Ibu mia.

Aku sungguh terkagum kagum melihat rumah bossku yang sanggat besar dan megah. Aku dan Ibu Mila pun masuk kerumahnya semakin kedalam aku semakin bertambah kagum melihat isi rumah Ibu Mila yang begitu antik dan mewah.

"Selamat sore Nya",
"Sore Yem, Oh ya.. yem ini ada anak buah ku dikantor, mau mengerjakan tugas yang harus diselesaikan hari ini juga tolong kamu antar dia ke kamar Bayu, biar Bapak Pento bekerja disana".
"Baik Nya".
Akupun diajak menuju kamar Bayu oleh Iyem pembantu di rumah Ibu Mila.
"Silakan Den, ini kamarnya".
Akupun memasuki kamar yang ditunjuk oleh Iyem. Sebuah kamar yang besar dan mewah sekali. Langsung aku duduk di sofa yang ada di dalam kamar.

"Kring.. , kring.. ", kuangkat telepon yang menempel di dinding.
"Hallo, Pento, itu kamar anakku, sekarang ini anakku sedang kuliah di US, kamu mandi dan pakai saja pakaian anakku, biar baju kerjamu tidak kusut".
"Oh.. iya Bu terimakasih".
Langsung aku menuju kamar mandi, membersihkan seluruh tubuhku denga air hangat, setelah selesai akupun membuka lemari pakian yang sangat besar sekali dan memilih baju dan celana pendek yang pas denganku.

Sudah hampir jam tujuh malam tapi Ibu Mila belum muncul juga, yang ada malah Iyem yang datang mengantarkan makan malam untukku. Saat aku sedang asyik menikmati makan malamku, pintu kamar terbuka dan kulihat ternyata Ibu Mila yang masuk, aku benar benar terpana melihat pakaian yang dikenakan oleh Ibu Mila tipis sekali. Setelah mengunci pintu kamar Ibu Mila datang menghampiri dan ikut duduk di sofa. Sambil terus melahap makananku aku memandangi tubuh Ibu Mila, walaupun gendut tapi Ibu Mila tetap cantik.

Setelah beberapa saat aku menghabiskan makananku Ibu Mila berkata kepadaku, "Sekarang, kamu harus menceritakan semua peristiwa yang kamu alami dengan Ibu Mertuamu, Ibu mau dengar semuanya, dan lepas semua pakaian yang kamu kenakan".
"Tapi Bu", protesku.

"Pento, kamu mau istrimu tahu, bahwa suaminya ada affair dengan ibunya bahkan sekarang ini Ibu kandung istrimu sedang mengandung anakmu".
Aku benar benar sudah tidak punya pilihan lagi, kulepas kaos yang kukenakan, kulepas juga celana pendek berikut cd ku, aku telanjang bulat sudah. Karena malu kututup kontolku dengan kedua tanganku.

"Sial!", makiku dalam hati, aku benar benar dilecehkan oleh Ibu Mila saat itu.
"Lepas tanganmu Ibu mau lihat seberapa besar kontolmu", bentak Ibu Mila.
"Mm.. , lumayan juga kontolmu".

Malu sekali aku mendengar komentar Ibu Mila tentang ukuran kontolku, yang ukurannya hanya standar Indonesia.
"Nah, sekarang ceritakan semuanya".

Dengan perasaan malu, akupun menceritakan semua kejadian yang aku alami bersama Ibu Mertuaku, mau tidak mau burungkupun bangun dan tegak berdiri, karena aku menceritakan secara detail apa yang aku alami. Kulihat Ibu Mila mendengarkan dan menikmati ceritaku, sesekali Ibu Mila menarik napas panjang. Tiba tiba Ibu Mila bangkit berdiri dan melepaskan seluruh pakaian yang dia kenakan, aku terdiam dan terpana menyaksikan tubuh gendut orang paling berpengaruh dikantorku, sekarang sudah telanjang bulat dihadapanku. Walaupun banyak lemak disana sini namun pancaran kemulusan tubuh Ibu Mila membuat jakunku turun naik.

"Kenapa diam, ayo lanjutkan ceritamu", bentaknya lagi.
"Baik Bu", akupun melanjutkan ceritaku kembali, namun aku sudah tidak konsentrasi lagi dengan ceritaku, apalagi saat Ibu Mila menghampiri dan membuka kakiku kemudian mengelus elus dan mengocok ngocok kontolku, aku sudah tidak fokus lagi pada ceritaku.
"Ahh.. ", jeritku tertahan saat mulut Ibu Mila mulai mengulum kontolku.
"Ahh.. Bu.. , nikmat sekali".

Kuangkat kepala Ibu Mila, kamipun berciuman dengan liarnya, kupeluk tubuh gendut bossku.
"Bu.. kita pindah keranjang saja", pintaku,
Sambil terus berpelukan dan berciuman kami berdua berjalan menuju ranjang. Kurebahkan tubuh Ibu Mila, ku lumat kembali bibirnya, kami berdua bergulingan diatas pembaringan, saling merangsang birahi kami.

"Ahh.. ", Jerit Ibu Mila saat mulutku mulai mencium dan menjilati teteknya.
"Uhh Pento.. enak.. sayang".

Ketelusuri tubuh Ibu Mila dan jilatan lidahkupun menuju memek Ibu Mila yang licin tanpa sehelai rambutpun. Kuhisap memek Ibu Mila dan kujilati seluruh lendir yang keluar dari memeknya. Banjir sekali Mungkin karena Ibu Mila sudah sangat terangsang mendengar ceritaku.

"Ahh", jerit Ibu Mila saat dua jariku masuk ke lubang surganya, dan tanganku yang satu lagi meremas-remas teteknya.

Aku berharap agar orang yang telah melecehkanku ini cepat mencapai orgasmenya, aku makin beringas lidahku terus menjilati memek Ibu Mila yang sedang dikocok kocok dua jari tanganku. Usahaku berhasil, Ibu Mila memohon agar aku segera memasukan kontolku le lubang memeknya, tapi aku tidak mengindahkan keinginannya, kupercepat kocokan jari tanganku dilubang memek Ibu Mila, tubuh Ibu Milapun makin menegang.
"Aaarrgghh.. Pento", jerit Ibu Mila tubuhnya melenting, kakinya menjepit kepalaku saat badai orgasme melanda dirinya,

Aku puas sekali melihat kondisi Ibu Mila, seperti orang yang kehabisan napas, matanya terpejam, kubiarkan Ibu Mila menikmati sisa sisa orgasmenya. Kucumbu kembali Ibu Mila kujilati teteknya, kumasukan lagi dua jariku kedalam memek nya yang sudah sangat basah.

"Ampun.. Pento.. biarkan Ibu istirahat dulu", pintanya.
Aku tidak memperdulikan permintaannya, kubalik tubuh telentangnya, tubuh Ibu Mila tengkurap kini.

"Jangan.. dulu Pen.. too.. Ibu lemas sekali".
Aku angkat tubuh tengkurapnya, Ibu Mila pasrah dalam posisi nungging. Matanya masih terpejam. Kugesek gesekan kontolku kelubang memek Ibu Mila. Kutekan dengan keras dan.. Blesss masuk semua batang kontolku tertelan lubang nikmat memek Ibu Mila.
"Iiihh.. Pen.. to.. kamu.. jahat".

Akupun mulai mengeluar masukan kontolku ke lubang memek Ibu Mila, orang yang paling di takuti dikantorku sekarang ini sedang bertekuk lutut di hadapanku, merintih rintih mendesah desah, bahkan memohon mohon padaku. Aku puas sekali, kupompa dengan cepat keluar masuknya kontoku di lubang memek Ibu Mila, bunyi plak.. plak.. akibat beradunya pantat Ibu Mila dengan tubuhku menambah nikmat persetubuhkanku.

"Uhh.. ", jeritku saat kontolku mulai berdenyut denyut.
Akupun sudah tidak sanggup lagi menahan bobolnya benteng pertahananku. Kupompa dengan cepat kontolku, Ibu Milapun makin belingsatan kepalanya bergerak kekiri dan kekanan.

"Ahh Ibu.. aku mau.. keluar.. ".
Dan cret.. cret, muncrat sudah spermaku masuk kedalam Memek dan rahim Ibu Mila, beberapa detik kemudian Ibu Mila pun menyusul mendapatkan orgasmenya, dengan satu teriakan yang keras sekali, Ibu Mila tidak peduli apakah Iyem pembantunya mendengar jeritannya diluar sana.

Ibu Mila rebah tengkurap, akupan rebah di belakangnya sambil terus memeluk tubuh gendut Ibu Mila. Nikmat sekali.. , Orgasme yang baru saja kami raih bersamaan, kulihat Ibu Mila sudah lelap tertidur, dari celah belahan memek Ibu Mila, air manyku masih mengalir, aku benar benar puas karena orang yang telah melecehkanku sudah kubuat KO. Kuciumi kembali tubuh Ibu Mila, kontolkupun tegak kembali, ku balik tubuh Ibu Mila agar telentang, kuangkat dan kukangkangi kakinya. Kugesek-gesekan kontolku di lubang memek Ibu Mila.

"Uhh Pento.. Ibu lelah sekali sayang", Lirih sekali suara Ibu Mila.

Aku sudah tidak peduli, langsung kutancapkan kontolku ke lubang nikmat Ibu Mila, Bless.. Licin sekali, kupompa keluar masuk kontolku, tubuh Ibu Mila terguncang guncang akibat kerasnya sodokan keluar masuk kontolku, rasanya saat itu aku seperti bersetubuh dengan mayat, tanpa perlawanan Ibu Mila hanya memejamkan matanya. Kukocok dengan cepat dan keras keluar masuknya kontolku di lubang memek Ibu Mila.. , dan langsung ku cabut kontolku dan kumuncratkan air maniku diatas perut Ibu Mila.

Karena lelah akupun tertidur sisamping tubuh telanjang Ibu Mila, sambil kupeluk tubuhnya, saat aku terbangun kulihat jarum jam sudah menunjukan pukul setengah sebelas malam, buru buru aku bergegas membersihkan tubuhku dan mengenakan pakaian kerjaku.

"Bu.. Bu.. Mila bangun Bu.. ".
Akhirnya dengan malas Ibu Mila membuka matanya.
"Sudah malam Bu saya mau pulang".
"Pento kamu liar sekali, rasanya tubuh Ibu seperti tidak bertulang lagi".
Ibu Milapun bangkit mengenakan pakaiannya, kami berdua berjalan keluar kamar.
"Tunggu sebentar ya Pento, kemudian Ibu Mila masuk kekamarnya, beberapa saat kemudian Ibu Mila keluar dari kamarnya dengan senyumnya yang menawan.
"Ini untuk kamu".

"Apa ini Bu?", Tanyaku, saat Ibu Mila menyodorkan sebuah amplop kepadaku.
Aku menolak pemberian Ibu Mila, namun Ibu Mila terus memaksaku untuk menerimanya. Terrpaksa kukantongi amplop yang diberikan Ibu Mila lalu kembali kami berciuman dengan mesranya.

Dalam perjalanan pulang aku masih tidak menyangka bahwa aku baru saja bersetubuh dengan Ibu Mila. Entah nasib baik ataukah nasib buruk tapi aku benar benar menikmatinya.



Demi mendapatkan fasilitas mewah, profesi perempuan simpanan pun bisa jadi pilihan. Itulah yang lakukan Acha Septriasa di layar lebar selama libur kuliah.

Peran tersebut didapatkan Acha lewat film ‘Ssst Jadikan Aku Simpanan’ garapan sutradara Hanny R. Saputra. Seorang perempuan yang ingin hidup glamor dan rela melakukan apa saja.

"Ini tentang remaja yang lagi labil. Ya dari sini kita bisa ambil pelajarannya atau hiburannya. Yang baik dicontoh yang nggak baik jangan dicontoh," ujar Acha ditemui di Planet Hollywood, Jl. Gatot Soebroto, Jakarta Selatan.

Mantan kekasih Irwansyah itu nggak takut kalau perannya nanti akan jadi kontroversi. Menurutnya justru apa yang dialaminya di layar lebar bisa jadi pembelajaran untuk semua remaja.

"Jangan mau melakukan segala cara cuma untuk kita mau, karena kalau cuma mikir uang aja, jadi manusia nggak punya harga diri," jelas Acha.

Dalam film tersebut Acha akan berlaga bareng Ayu Azhari dan Julia Perez. Ia pun menganggap itu sebuah tantangan besar. Tapi apakah kehidupan nyata bintang film Justify Full‘Heart’ itu suka gaya hidup glamor?

"Aku sih nggak hidup seglamor itu. Biasa aja aku suka dandan tapi nggak suka tampil dengan yang mahal-mahal," tuturnya.



Pakar taksa (tumbuhan, red) menetapkan 100 spesies tumbuhan langka. Ke-100 tumbuhan langka itu masuk dalam kelompok tumbuhan terancam punah. Berdasarkan data IUCN, jumlah spesies tumbuhan di Indonesia yang terancam punah sebanyak 386 spesies. Dari jumlah itu, KRB baru mengoleksi 68 jenis.

Tumbuhan yang mendesak dikonservasi yakni kelompok anggrek sebanyak 44 jenis, paku delapan jenis, paku delapan jenis, semar 34 jenis. Selebihnya jenis tumbuhan palem dan timber. "Pakar taksa menilai 191 jenis tumbuhan terancam punah. Dari jumlah itu, pakar menetapkan 100 jenis tanaman yang mendesak untuk dikonservasi," ujar Kepala PKT KRB-LIPI, Mustaid Siregar kepada Radar Bogor, kemarin.

Menurut dia, KRB-LIPI memburu 100 jenis tanaman langka tersebut. Tanaman itu dikoleksi di kebun raya di seluruh Indonesia. Namun, diprioritaskan kebun raya yang terdapat di daerah. Mustaid menjelaskan, saat ini, kebun raya di Indonesia telah bertambah menjadi 20 titik, termasuk KRB. Mustaid mengatakan, KRB telah mengoleksi 34.428 Jenis.

Sedangkan di Indonesia menempati peringkat keempat tumbuhan terbanyak yang terancam kepunahan. Dengan kondisi seperti itu, konservasi menjadi salah satu agenda utama dalam pengelolaan sumber daya hayati," tambahnya. Mustaid menuturkan, konservasi KRB menetapkan tiga program utama sebagai landasan untuk mewujudkan visi dan misi lembaga, yakni peningkatan mutu konservasi dan penelitian serta penetapan spesies prioritas.

"Kita berharap, konversi keanekaragaman hayati dan ekosistem di Indonesia dapat berjalan lancar," ujar Mustaid seraya menambahkan pihaknya telah mempersiapkan memburu spesies langka tersebut.



Seorang sosialita seperti VICTORIA BECKAM, selalu update dalam urusan fashion adalah suatu keharusan, tak heran dalam satu hari bisa menghabiskan 7 milyar buat berbelanja.

Tujuan utama Victoria ke Milan, bukan untuk berbelanja tapi untuk menemui suaminya DAVID BECKAM yang saat ini menjadi pemain AC MILAN.

Untuk melayani pelanggan istimewa sekelas Victoria, Dolce & Gabana dan versace menutup yoko mereka untuk umum. hal itu dilakukan agar si posh Spice itu lebih leluasa dalam memilih barang yang diinginkan tidak terganggu paparazi maupun fans.

Victoria pun menghabiskan U$ 800.000 dalam sehari atau setara 7.5 milyar dalam sehari. uang sebanyak itu dihabiskan posh spice untuk membeli 20 pasang sepatu D&G 12 kacamata versace dan sebuah jam tangan rolex yang harganya hampir 6 milyar "berbelanja layaknya obat2an semakin kau punya semakin kau menginginkanya lagi" ketika di milan "saya tidak tau untuk menghindarinya. barang2 dibutik yang mengagumkan itu seolah berkata "datang dan beli aku" tutur perempuan 35 th itu.


Oleh Salahuddin Wahid
(Pengasuh Pesantren Tebuireng)


Dua cendekiawan Islam menyatakan bahwa pendidikan agama (Islam) gagal. Musdah Mulia menyatakan hal itu berkaitan dengan pembakaran gereja di Bekasi. Haidar Bagir menyatakan, hal itu dikaitkan dengan kenyataan masih maraknya praktik korupsi.

Seorang kawan menanyakan kepada saya mengapa ada santri pesantren di Jombang yang tewas karena dikroyok oleh kawan-kawannya? Tersirat bahwa pertanyaan kawan itu juga mengandung sinyalemen atau gugatan bahwa pendidikan agama (Islam) telah gagal.

Musdah Mulia menyatakan bahwa orang tua, masyarakat, keluarga, tokoh  agama, dan pemerintah tidak mengajarkan agama secara seluas-luasnya sehingga solidaritas antarumat beragama tidak terjalin dan berakibat sektarianisme masih terjadi. Apabila gereja dirusak, umat agama lain merasa bahwa itu bukan urusan mereka, padahal itu adalah urusan bersama.

Haidar Bagir menyatakan bahwa keislaman kita lebih pada urusan legal formalistik ketimbang pada pemikiran dan akhlak. Bagi Haidar, agama adalah akhlak. Puncak keberagamaan seseorang bukan dinilai dari ibadah atau dari akhlak. Dia tidak mengatakan bahwa akidah tidak penting, tetapi mengukur kuat-tidaknya akidah seseorang itu harus dari akhlak. Kalau orang keras dalam ber-Islam tapi masih menenggang korupsi, pasti akidahnya tidak benar.

Apakah betul pendidikan agama Islam gagal? Apakah hanya pendidikan agama Islam saja yang gagal? Apakah hanya pendidikan agama saja yang gagal? Apakah bukan dunia pendidikan kita yang gagal?

Menurut saya, pendidikan semua agama di Indonesia sampai pada batas tertentu telah gagal, bukan hanya pendidikan agama Islam. Pendidikan telah memperkenalkan nilai-nilai agama kepada anak didik, tetapi proses internalisasi yang menjadikan nilai itu sebagai sesuatu yang dihayati dan dipegang dalam kehidupan, tidak berjalan seperti yang kita harapkan.

Pendidikan kita telah gagal dalam membangun karakter anak bangsa. Awal 1970-an, Mohtar Lubis menulis tentang karakter negatif bangsa kita, yang tampaknya sampai sekarang substansi tulisan itu belum membaik, bahkan bisa jadi memburuk.

Indikatornya adalah beberapa fakta tindakan negatif yang muncul saat ini, tetapi belum ada pada saat itu, antara lain pengeroyokan anggota geng putri terhadap sesama pelajar putri. Juga, fakta adanya pengeroyokan oleh senior terhadap junior seperti dilakukan oleh mahasiswa STPDN dan beberapa lembaga pendidikan tinggi lainnya.

Pengeroyokan oleh beberapa polisi terhadap ahli sejarah UI beberapa minggu lalu juga menunjukkan bahwa pendidikan dalam sekolah kepolisian gagal. Dugaan kuat terlibatnya banyak perwira tinggi dan menengah dalam berbagai peristiwa pelanggaran berat HAM juga menjadi indikator dari lemahnya pendidikan untuk membentuk karakter dari akademi militer, yang notabene merupakan pendidikan yang paling selektif dan paling mahal di Indonesia.

Rendahnya etika jabatan dari aparat penegak hukum seperti yang kita baca di media, juga menunjukkan rendahnya mutu pembentukan karakter dan akhlak dalam pendidikan kedinasan lembaga penegak hukum. Perilaku banyak pengacara dalam perdagangan perkara di dalam proses peradilan kita, apa pun agamanya, menunjukkan bahwa banyak universitas terkemuka juga gagal dalam membentuk karakter anak bangsa.

Salah satu unsur utama dari akhlak atau karakter ialah kejujuran. Dan, kita harus berani mengakui bahwa kejujuran adalah sesuatu yang kian hari kian langka. Ada yang terpaksa tidak jujur. Misalnya, guru yang membantu siswa mengerjakan soal Ujian Nasional. Kalau si guru tidak membantu murid, angka kelulusan sekolahnya (swasta) akan rendah. Akibatnya, sekolah itu akan tutup.

Sekolah yang mutu gurunya tinggi (biasanya mahal), bisa melarang siswa nyontek dan menindak guru yang membiarkan pencontekan. Ada seorang kepala sekolah yang menyatakan bahwa di sekolahnya dalam ulangan tidak ada guru yang mengawasi, karena kalau ada siswa yang  nyontek akan ada siswa lain yang melaporkannya.

Di sekolah tersebut ada kantin yang juga tidak ada penjaganya. Semua siswa mengambil makanan/minuman lalu membayar dan mengambil sendiri uang kembalinya. "Kantin kejujuran" dan ulangan tanpa diawasi seperti itu akan sangat bermanfaat dalam menanamkan kejujuran ke dalam diri siswa.

Kita perlu mendorong dua latihan kejujuran itu dilakukan oleh sekolah, tetapi jangan latah. Di Jawa Timur lebih dari 200 sekolah mencoba melakukannya dalam waktu singkat.

Saya khawatir hal itu dipaksakan sehingga menjadi massal tanpa melihat kelayakan dari program yang baik itu. Kita harus berhati-hati bertindak supaya masyarakat tidak kehilangan kepercayaan terhadap program yang baik itu.

Ada tulisan seorang guru sekolah Katolik tentang pengalaman mendidik kejujuran kepada muridnya. Dia bicara tentang pentingnya kejujuran dan menyatakan bahwa orang yang jujur akan menjadi orang yang beruntung. Para muridnya membantah pendapat guru itu dan kenyataan menunjukkan bahwa yang jujur akan buntung, tidak untung. Jadi, pengalaman di dalam masyarakat mendidik kita untuk tidak jujur dan tidak saling percaya.

Seorang ilmuwan yang mengambil S3 di Jepang menulis di koran tentang pengalamannya yang menunjukkan bahwa kejujuran muncul sangat nyata di dalam kehidupan masyarakat Jepang, padahal mereka tidak banyak bicara tentang agama. Dia menemani anaknya bermain-main di taman. Karena harus mengikuti anaknya, tanpa terasa tasnya tertinggal.

Setelah berjalan cukup jauh dan lama, dia baru sadar dan kembali untuk mengambil tas tersebut. Ternyata, tas tersebut sudah tidak ada. Dia mendatangi pos polisi di dekat taman itu untuk melaporkan masalahnya. Ternyata tasnya sudah ada di sana, diantarkan oleh seseorang yang menemukannya. Dia juga pernah alami ponselnya jatuh di bis kota. Saat mencoba mencari di kantor perusahaan operator bis kota, ponselnya ada di sana.

Masyarakat Jepang tampaknya sudah terbiasa berlaku jujur seperti itu. Mereka dididik untuk jujur oleh masyarakatnya. Di sana pun ternyata masih ada juga pejabat yang korupsi, tetapi yang korupsi itu umumnya akan mendapat hukuman, secara hukum atau moral.

Di Bali dulu ada kebiasaan bahwa di dalam suatu banjar kalau seseorang mencuri, dia akan dikucilkan dan tidak ada seorang pun akan mengajaknya bicara. Maka, masyarakat mendidiknya untuk jujur. Saya tidak tahu apakah tradisi yang begitu hebat masih bisa tetap bertahan.

Sedangkan di dalam masyarakat kita saat ini, mereka yang amat layak diduga telah melakukan korupsi tetapi tidak terkena tindakan hukum, ternyata masih dihormati masyarakat. Sikap masyarakat seperti itu akan lebih efektif merusak akhlak ketimbang pengajaran agama untuk membina akhlak yang lebih bersifat kognitif.

Opini Republika 13 Januari 2010

Blog Archive

125x125= Rp. 35.000/month

www.smartbacklink.net/ www.smartbacklink.net/